"Sekedar umpatan dan teriakkanku yang semuanya tersimpan dalam barisan kata"

Kamis, 26 Mei 2011

Naskah Teater

“Mensana in Corporesano”
Oleh : Achmad Saptono


Pemain :
Aleksander (Pria Dewasa 40 Tahun)
Junos (Supir Truk Sampah 45 Tahun)
Pierce (Pemulung 25 Tahun)
Ranti (Ibu Muda pemulung 21 Tahun)
Evan (Anak Pemulung 3 & 18 Tahun)
Tania (Karyawan Pabrik 27 Tahun)

(Panggung sepi, seorang Pria Dewasa (40 tahunan) Aleksander yang dulu bernama Pierce dengan pakaian jas hitam mewah, duduk di depan TV, menonton berita tentang semakin meningkatnya pemulung dan pengais sampah di suatu daerah, kini sahamnya dimana-mana, pabrik, dan perusahaan-perusahaan yang dikelola oleh orang lain (karyawannya), ia hanya duduk di rumah menunggu menerima uang penghasilan saja)

Aleksander :
Hidup yang sehat adalah hidup sepertiku saat ini, jauh dari tempat-tempat kumuh. Aku ingin ini ada yang mengantar, aku ingin itu ada yang menyiapkan. Aku butuh apapun tinggal bilang, dengan mudahnya pelayan-pelayanku yang akan menyediakannya. Aku merasa sehat di dalam negara yang tidak sehat. Ah berita itu...tempat tinggalku di masa lalu... aaargh....
(Aleksander meninggal, lighting black out)
Share:

Selasa, 24 Mei 2011

Buku ke Internet


Zaman Peralihan “Jendela Dunia”[1]
Oleh : Achmad Saptono[2]

“Aku lebih suka mencari bahan bacaan atau materi untuk tugas kuliah dari situs-situs yang tersedia di internet ketimbang mencari dari buku”, ungkap seorang mahasiswa Ekonomi (pen.) di perguruan tinggi negeri yang ada di Purwokerto.

Saya kira hal tersebut bukan hanya dirasakan oleh satu-dua orang mahasiswa saja, tetapi hampir secara keseluruhan mahasiswa saat ini, untuk urusan bahan bacaan atau materi tugas perkuliahan sudah beralih orientasi mencari ke dunia maya (internet). Memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi betapa cerdasnya “Paman google” sebagai situs mesin pencari di dunia maya. Dengan menuliskan kata perintah apa saja sesuai dengan keinginan di google, maka ribuan bahkan mungkin jutaan artikel yang diinginkan-pun langsung muncul hanya dalam hitungan waktu sepersekian detik. Bukan hanya google yang saat ini sudah diakui kehebatannya, masih banyak situs-situs lainnya yang menyediakan berbagai macam artikel – yang seringkali dibutuhkan dan sering dikunjungi oleh mahasiswa saat ini. Sebut saja beberapa situs terkenal seperti : Wikipedia, Scribd, Indoskripsi, Kompas, Tribunnews, Detik, Tempo Interaktif, JPNN, Yahoo dan masih banyak situs lainnya yang menjadi halaman favorit pada saat mahasiswa sedang pusing mencari bahan bacaan atau materi tugas perkuliahan.
Share:

Tentang Menulis

Keresahanku adalah Bingung ingin berkata apa? Tuliskan saja lah!
Oleh : Achmad Saptono

“Harus ada keresahan dulu sebelum pentas atau sebelum berkarya, termasuk menulis, kalau tidak resah ya harus dicari keresahan itu. Kalau merasa tidak resah, berarti ada yang salah dengan kepedulian atau kepekaan kita”
Suatu sore yang cerah. Dheas mahasiswa Sosiologi semester 5 di Universitas Negeri Purwokerto (UNP), usai Ashar ia melaju dengan honda bebek menuju kosan Balqis teman satu jurusan dan teman satu angkatannya. Semangat 45 Dheas menghipnotis laju kendaraan yang ia tunggangi seolah kesetanan. Hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk menempuh kosan Balqis, yang jaraknya 2 Km dari rumah Dheas. Sesampainya di depan pintu kosan Balqis, Dheas mendapati pintu kosan itu tertutup rapat dengan gembok yang menggantung. “Ah, sial! Kenapa Balqis gak ada di kosan? Pasti dia lagi nongkrong di sekre nih...” gumamnya dalam hati. Tanpa pikir panjang, Dheas langsung menuju sekretariat UKM. Seperti dugaannya, Balqis sedang asik berdiskusi dengan teman UKM-nya di ruang sekretariat.
Share:

SiAnak, Theatre Of Change


Theatre Of Change[1]
(Teater SiAnak : Sebuah pertunjukan yang tidak bebas nilai)
Oleh : Achmad Saptono[2]

“Layaknya ember tanpa air, layaknya gunung tanpa pepohonan, layaknya berjalan tanpa tujuan, layaknya motor tanpa bahan bakar, layaknya pertunjukkan teater SiAnak tanpa isu yang disampaikan!” Kurang lebih seperti itu saya memahami SiAnak sebagai salah satu pertunjukkan teater kampus yang tidak bebas nilai!!!

A.     Tentang Teater Kampus
Dulu pertama kali masuk kuliah, pernah saya mendefinisikan bahwa teater adalah tempat sampah, bahwa teater adalah tempat orang-orang yang tidak waras, teater adalah tempat nongkrongnya mahasiswa-mahasiswa yang akan lulus lama, mahasiswa malas, mahasiswa urakan. Pokoknya, banyak sekali definisi yang saya pikirkan tentang apa itu teater kampus dan sampai sekarang belum ada referensi pasti yang menjelaskan tentang definisi teater kampus. Meskipun demikian, satu hal yang harus diingat bahwa bagaimanapun juga teater kampus jelas berbeda dengan teater komunitas non-kampus (umum). Kenapa berbeda? Di bawah ini akan coba saya jelaskan dengan bagaimana pentingnya peranan teater kampus dalam kehidupan sosial.
Share:

Senin, 23 Mei 2011

Refleksi 21-22 Mei


Laki-laki Gelap di Sudut Jendela

Ayo berlari...
Laki-laki itu berteriak
Bukankah cahaya itu indah
Tak usah takut
Di sana, aku sudah menyiapkan bekal untukmu
Penghilang lapar dan dahaga

Ayo tersenyum...
Laki-laki itu merayu
Bukankah masa lalu tak kan terulang
Tak usah sedih
Aku akan mengajakmu agar selalu bernyanyi
Menghapus gelap masa lalumu

Tidak usah terlalu kau pikirkan gelapmu itu
Karna masih banyak gelap lain yang belum kau jamah
Di jendela itu, di balik gorden itu
Kamu boleh sesekali mengintip gelap
Asalkan jangan terlalu lama

Tempat tidurmu
Selimut dan dinding itu
Mereka yang menghantarkanmu menciptakan mimpi
Mulailah rangkai mimpimu
Ini kali aku akan bantu membingkai mimpi-mimpimu

Dirangkulnya wanita itu
Menuju malam

Laki-laki gelap itu
Pemuda dengan dada lebam menghitam
Perlahan melucuti gaun wanita
Tak sehelai kain-pun tersisa
Dengan nafas terengah ia menikmati gelap di antara selangkangan
Mereka saling menikmati
Mereka larut dalam kenikmatan
Dada yang hitam lebam tak ia hiraukan
Semakin memar..
Darah lebam dalam dadanya semakin menggumpal

Saat itu, menjadi malam tersembunyi
Tanpa sadar malam itu semakin melengkapi kegelapan wanita
Semakin membuat luka lebam menghitam di dada laki-laki kian menjadi

Saat esok tiba
Tampak wajah murung wanita menatap dinding kamar
Sementara laki-laki gelap di sudut jendela
Mengawasi setiap langkahnya
Setiap tarikan nafasnya

Laki-laki gelap di sudut jendela
Lukanya terbalut syahwat
Tertutup birahi dunia

“220511”

Cobaan

Bismillah...
Mengelus dada...
Ya Allah
Astaghfirullah
Lagi
Bukan bertanya
Apalagi menghujat
Ini cobaan atas kehendak-Nya
Ini anugerah penuh hikmah
Syukuri, lalu hadapi saja

“210511”
Share:

Senin, 02 Mei 2011

Refleksi MayDay

MayDay, aksi refleksi semua diri


Ada yang bangga, Ada yang merasa berduka
Ada yang tertawa, Ada yang merasa resah
Ada yang menjajah, Ada yang dijajah, Ada yang merasa terjajah
Semua bermain peran
Ada yang sadar peran, Ada yang tidak sadar peran
Mereka mengenang, lalu terbayang
Ini saatnya untuk kita menentang
Mereka mengenang, lalu senang
Ini saatnya untuk kita pura-pura tercengang
Buruh pahala, buruh dosa, buruh tinta, buruh ketawa
Buruh tani, buruh pabrik, buruh politik
buruh berita, buruh air mata, buruh tinja
Dan buruh-buruh lainnya
Siapa sebenarnya mereka?
Buruh adalah mereka, Mereka adalah kita semua, Kita semua adalah buruh
Buruh migran dan buruh rumah tangga, korban kemiskinan
Buruh pendidikan, korban kebodohan
Ada buruh, ada pemerintah
Ada yang slalu disuruh dan diburu, ada yang selalu memerintah
MayDay bukan ritual, bukan pula seremonial
MayDay, aksi refleksi semua diri


“Minggu pagi, 09.35 WIB/01052011”
Share:
Counter Powered by  RedCounter

Pages

Popular Posts

About Me

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Seorang Presiden di negara Republik Tinosia

Followers