Darah, Sperma dan Politik
Tubuhnya lunglai usai ditiduri
Ia tak sempat berpikir
Siapa dan apa jabatan yang menidurinya
Demi makan esok hari
Untuk senyum anaknya di pagi hari
Tubuhnya terkulai
Tak sempat berpikir
Panas tidaknya uang dari pemilik sperma, malam itu...
Yang ia tahu
Lelaki buncit itu menungganginya dalam keadaan mabuk separah-parahnya
Sambil bercakap lewat seluler
Tentang anggaran kapanye
Tentang koalisi, korupsi dan tentang pembangunan
Untuk kesejahteraan, katanya
Percakapan berputar tentang aib
Tentang dosa di perpolitikan
Dini hari
Saat lelaki buncit mulai sadar
Ia berbisik mesrah di telinga Sumiati
Kuda birahinya kala itu
"Kau dengar semua percakapanku? Apa?"
Door..!!
Tangan kiri lelaki buncit merogoh pistol
yang tergeletak di samping jeans
di atas meja, dekat ranjang merah marun
Dari atas perut bagian kanan
Darah segar Sumiati basahi Sprei kamar 224.
*Catatan Oktober/Cirebon