MONOLOG
: R E P U B L I K T I K U S
PROLOG
: Selamat datang di REPUBLIK TIKUS untuk seluruh warga dari republik mana-pun
yang pada kesempatan hari ini hadir di sini. Di republik ini tentu saja tidak
dihuni oleh manusia normal pada umumnya.
AKTOR
ADALAH LAKI-LAKI 56 TAHUN DENGAN SARUNG MELINGKAR DI PUNDAK DAN BADANNYA.
SCENE
PERTAMA : AKTOR DUDUK DI KURSI TERAS RUMAH, IA TAMPAK SEDANG MENASEHATI ANAKNYA
LEWAT TELEPON.
Halloo… Sudahlah… Dunia sedang kacau, anakku.
Jambret sekarang sudah masuk desa, rampok masuk ruang guru, maling masuk
tempat-tempat ibadah. Hati-hatilah, sayang. Sebab, parahnya lagi, ada loh pencuri
yang setiap waktu sering mencuri namun tetap dibiarkan begitu saja sama aparat
penegak hukum. Mereka, Pencuri kebudayaan. Pencuri kedaulatan, pencuri
persatuan. Pencuri kesetiaan, pencuri kasih sayang. Dan, adalah saya pencuri
hati wanita. Hallo anakku… Hallo… (TELEPON TERPUTUS). Hehehee… (SAMBIL BERJALAN
KE ARAH PENONTON). Coba lihatlah lebih dekat di sekitar anda, eeh penonton tidak
usah saling menengok ! Iya, di sekitar kita. Nah, orang-orang itu, yang
tersenyum simpul, tersenyum kecut bahkan ada yang getir, mereka itu pencuri. (KELUAR
KE SAMPING PANGGUNG, MENGENAKAN SARUNG LAYAKNYA NINJA, KEMUDIAN MENGAGETKAN
PENONTON)
SCENE KEDUA : MUNCUL DARI SAMPING PANGGUNG MELOMPATI
GOT YANG MAMPET PENUH SAMPAH DAN BAU COMBERAN
Wuaaa… Hahahaa… Tapi jangan pernah kalian tanyakan
langsung ke mereka, apakah mereka klan pencuri atau bukan. Karna saking
banyaknya klan pencuri, sampai-sampai mereka tidak ingat dirinya itu termasuk
dalam klan pencuri yang mana. Barangkali karna keseringan mereka beroperasi,
hingga mereka pun lupa bahwa saat ini pun sebenarnya ia sedang melancarkan
modus pencurian. (BERJALAN MENUJU GOT, MENEMUKAN LUKISAN BERGAMBAR MANUSIA
BERKEPALA TIKUS)
Kalau dianalisis lebih mendalam, dengan menggunakan teori
manapun… memang tak jauh berbeda antara manusia dan tikus.
Tapi kalau bicara soal perbedaan tikus, ada sedikit
perbedaan antara tikus got, dengan tikus parlemen. Biar kujelaskan ! Tikus got
ilmunya masih cetek, karna saking sibuknya ia mencari tempat tinggal,
sampai-sampai ia tidak sempat melanjutkan pendidikan ke sekolah yang lebih
tinggi. Sebenarnya, tikus got bisa dikategorikan tikus yang tidak begitu
berbahaya. Justru yang teramat berbahaya adalah tikus yang ada di sekitar
kehidupan anda, tikus yang ada di parlemen, tikus yang ada di media, di
sekolah, di universitas dan sebagainya. Coba perhatikan lebih intensif
gerak-gerik tikus berpendidikan itu. (TIBA-TIBA SEEKOR TIKUS LEWAT DI DEPAN
AKTOR, MELEWATI TIKUS BETINA YANG TENGAH MENCARI MAKAN)
Tuh kan… Tikus yang tidak berpendidikan biasanya justru
lebih paham akan norma sosial, maka dia tidak akan mencuri di rumahnya sendiri.
Dia juga tidak akan sengaja menginjak atau menunggangi anggota keluarganya. Tuh
lihat saja sendiri !!. Sedangkan tikus yang berpendidikan, karna saking
pintarnya dia, sehingga dia punya segudang cara untuk melakukan hal-hal yang
tidak tikusiawi tanpa sepengetahuan tikus-tikus yang lainnya. Sering dengar
berita tentang anggota DPR main gila dengan selingkuhan? Nah, itu salahsatu
dari sekian banyak buktinya. Hheehee (SEISI PANGGUNG TERDENGAR SUARA
ORANG-ORANG BERTERIAK BERDEMONSTRASI MENURUNKAN ANGGOTA DPR YANG KEDAPATAN
TENGAH MAIN GILA).
Jangan
dulu berasumsi, berspekulasi atau apalah itu. Ini masih pertunjukan tentang
tikus. Bukan tentang politik dan segenap tai kucing dalam karung yang sering
dibeli oleh rakyat di musim pemilu. Bukan juga pertunjukkan sulap yang mampu
menghilangkan tumpukan kotak berisi kasus korupsi pejabat. (MEMPERAGAKAN
GERAKAN PESULAP, MENGHILANGKAN KOTAK ARSIP KASUS KORUPSI).
(MENYULAP
DIRI SENDIRI, MENGHILANG DAN MUNCUL DI TENGAH PASAR)
SCENE
KETIGA : AKTOR BERJALAN DI TENGAH PASAR
Selanjutnya
tikus yang menarik untuk kita amati yaitu tikus pasar. Tikus pasar dari segi
fisik tampak seram. Berbadan gempal, kulitnya terdapat beraneka macam bekas
luka, bertato dan berkepala botak. Tikus ini lebih berani sradak-sruduk, meski
di tempat ramai sekalipun. Tapi tetap, bicara soal tikus, jangan coba
sekali-kali dibandingkan dengan tikus Amerika. Karna dilihat dari sudut pandang
tikus jenis apapun, tikus Amerika tetap tikus yang paling berbahaya
sradak-sruduknya. (MENIRUKAN GAYA PIDATO OBAMA. TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA
KAWANAN APARAT KEAMANAN MENYERGAP, MENGHENTIKAN PIDATO)
(AKTOR
LARI TERGESAH-GESAH, MENGHINDARI KEJARAN APARAT)
Sebentar…
Sebelum saya lanjutkan pertunjukan ini, saya tarik nafas dulu! Hhuufft…
(DI
PERKAMPUNGAN PADAT PENDUDUK, IBU-IBU TENGAH BERJEJER MENCARI KUTU)
SCENE KE EMPAT
(DI KERUMUNAN WARGA)
Ooh…
Semoga bukan hanya tikus yang menyimak cerita tentang tikus ini, tapi kutu yang
ada di celah bulu-bulu tikus-pun ikut menyimak. Sebenarnya saya juga sama
seperti anda, memelihara tikus juga. Tikus kepunyaan saya, sengaja saya pelihara
di apartemen yang mewah, steril, higienis serta jauh dari kerumunan tikus-tikus
got.
Ibu-ibu
mau tau? Dulu, sewaktu saya membangun apartemen untuk tikus, saya menghabiskan
uang sampai triliunan rupiah. Perlu ibu-ibu tau juga, untuk membeli pengharum
ruangan, serta kalender yang saya pasang di tembok apartemen itu saja waktu itu
saya sampai menghabiskan uang milyaran rupiah. Belum lagi saat merenovasi
toilet tikus saya, terus beli kursi baru juga dari Jerman. Sudahlah! Karena
memang saya seringkali tidak perhitungan, apalagi itu untuk keperluan tikus kesayangan
saya.
Maklum,
tikus saya ini semacam tikus priyayi. Jadi harus saya turuti segala keinginannya.
Agar tikus peliharaan saya tidak stress, biasanya saya mengajaknya liburan ke
beberapa pulau, kadang-kadang juga saya ajak liburan ke Negara tetangga. Nah,
salah satu kecerdasan dari tikus saya ya tentang cara agar bisa liburan tadi.
Kalau tikus kepengin liburan ke pulau, biasanya dia beralasan ada meeting-lah, ada kunjungan kerja-lah
dan seterusnya. Cerdas kan, ibu-ibu??? Singkat kata, tikus peliharaan saya ini
terbilang tikus beruntung karena punya majikan - baik hati, tidak sombong dan
rajin menabung - seperti saya. (TIBA-TIBA ANAKNYA KEMBALI MENELPON MINTA
DITRANSFER UANG, KARENA UANG JATAH BULANANNYA HABIS)
Apa?
sudah habis lagi? Buat ke puncak? Dugem? Heh anak kurang ajar ! Anak setan !!
(LANGSUNG MENUTUP TELPON DARI ANAKNYA)
Sudah
kuduga, Jakarta tetaplah Jakarta. Tikusnya cukup nekat. Terlebih lagi tikus
yang ada di senayan sana. Semog saja anakku tidak tertular penyakitnya
tikus-tikus senayan. Cuma ada satu nilai positif dari tikus-tikus kota Jakarta,
yakni konsistensinya. Mereka selalu konsisten dengan ketidakkonsistenannya. Hari
ini janji mau mensejahterakan rakyat, besok mereka sudah lupa dengan janji itu.
Betapa konsistennya kan mereka? Nah, untuk tikus jenis ini, saya biasa
menyebutnya dengan nama Rati. Karena mereka punya kebiasaan RAPAT sambil TIDUR.
(TIBA-TIBA TELEPON KEMBALI BERDERING). Heh anak kurang ajar, mau apa lagi kau?!
(TERDENGAR SUARA ANAKNYA : Ayah, lulus kuliah nanti aku mau mencalonkan diri
menjadi anggota dewan di DPR RT). DPR RT ? (Iya, Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Tikus. Kenapa ayah?). Astaga, kenapa menjadi anggota dewan seolah
menjadi cita-cita ideal sebagian masyarakat kita?! Anakku, anggota dewan itu
pengabdian… bukan mata pencaharian ! Sudahlah, ayah capek. Ayah mau pulang,
istirahat. (KELUAR PANGGUNG)
SCENE KE LIMA (DI RUMAH, RUANG
TAMU)
Ah,
ingin rasanya aku punya forum untuk ceramah atau sekedar forum keluh kesah tentang
Ratih Si Tikus asal Jakarta. Sebab kuatnya gigi, kaki serta stamina Ratih
seringkali membuat kedua mataku terbelalak tercengang. Ratih doyan menggigit bangunan
gedung wisma atlit, menggigit kursi-kursi sekolahan, menggerogoti kantor kementerian
agama, bahkan lembar halaman kitab suci-pun mereka gigit, mereka gerogoti,
kemudian melahapnya dengan cara sembunyi-sembunyi. Luar biasa !
Gusti,
tiba-tiba aku teringat istriku. Sedang apa ya dia di surga sana? Mungkinkah dia
sekarang sedang berkumpul dengan tikus-tikus dari senayan, atau jangan-jangan
istriku sedang ngerumpi dengan tikus-tikus pelaku pengeboman di Paris,
tikus-tikus pembunuh di Palestine, di Ghaza atau para Bandar Narkoba yang
dihukum beberapa waktu lalu di nusa kambangan. Ah tidak, aku yakin mereka tidak
bersama istriku. Mereka pasti sedang kepanasan di neraka sana. Duh, istriku… FADE OUT
~
SELESAI ~