Tentukan! Sebelum melangkah.
Oleh : Achmad Saptono
Pandanglah ke depan
Tengoklah pula ke belakang
Lalu, tentukan arahmu!!!
Dan berusahalah…
Empat baris kata-kata yang sampai sekarang masih saya cita-citakan.
Namun yang selalu membuat saya bingung adalah apakah orang lain juga mencita-citakan hal yang serupa dengan saya? Sependek yang saya ketahui adalah masyarakat atau orang – orang pada jaman sekarang banyak yang tidak memikirkan kemana arah serta tujuan dari mereka hidup di dunia (maaf, saya meng’klaim). Tapi dibawah akan saya beri contoh kasus yang ada di sekitar saya, yang akhirnya membuat kenapa saya meng’klaim seperti itu (sekali lagi maaf).
Banyak sekali para pelajar (baik SD, SMP, SMA atau lulusan Sarjana sekalipun) yang tidak mempunyai lapangan pekerjaan, sehingga benar menurut saya ketika ada pepatah dari orang tua jawa “pager doyong” yang artinya selalu mengikuti arah mata angin kemanapun pagar itu akan roboh atau dapat diartikan bagaimana nanti saja. Contoh yang pernah saya temui adalah ketika saya berkenalan dengan salah seorang mahasiswi di sebuah kendaraan umum (bus), kemudian saya berdialektika dengan mahasiswa tersebut sampai pada saatnya saya bertanya “mba, maaf…pasca lulus kuliah S1 ini sih mba mau lanjutin kemana?”, lalu mahasiswi tersebut menjawabnya “saya akan pulang dan mencari kerja di daerah tempat kelahiran saya”. Lalu kembali saya bertanya pada mahasiswi tersebut, “apakah mungkin di jaman sekarang dengan gelar sarjana bisa langsung mendapat pekerjaan?”. Sehingga akhirnya mahasiswa tersebut menjawab “pokoknya bagiku yang penting sekarang lulus kuliah dulu, masalah kerja mah gampang nanti bisa minta tolong sama ibu atau saudaraku yang sudah “bekerja”, yang menduduki posisi strategis”.
Hal serupa namun sedikit beda pun sering kali saya temui di kampus tempat dimana saya kuliah. Saya sering melontarkan pertanyaan “mas/mba, pasca lulus kuliah S1 ini mau ngapain (tujuannya kemana)?” pada mahasiswa/mahasiswi yang pernah saya temui dan juga yang kebetulan sudah akrab dengan saya. Lalu jawaban yang terlontarkan adalah “ga tau niyh bingung, paling ntar aku coba cari-cari lapangan pekerjaan di Jakarta”. Bahkan yang ironisnya lagi adalah ketika saya melihat banyak sekali anak kecil di terminal, di bus, di pasar, di jalan-jalan yang mencari nafkah dengan menjadi pedagang asongan, pengamen dan lain sebagainya. Mungkin itu semua adalah akibat dari karena mereka tidak seperti apa yang telah saya
Saya jadi ingat dengan salah satu ayat di dalam Al-qur’an surat An-najm ayat 43, yang artinya : “dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis”, apa mungkin mereka (orang-orang yang saya sebutkan pada contoh kasus diatas) telah salah menafsirkan ayat tersebut? Sehingga membuat mereka menjadi terlalu pasrah pada keadaan. Sedangkan di dalam Al-qur’an surat Al-isra ayat 19 dijelaskan bahwasanya : “Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik”.
Sampai saat ini saya masih dan selalu mencoba untuk tidak melangkah sebelum menentukan kemana arah langkah itu, dan ketika arah langkah itu masih belum jelas maka saya akan berusaha untuk memperjelas arah langkah itu. (Noy).
Minggu, 02 November 2008
Tags
- all about my mind (43)
- Berbagi (5)
- Mari Merenung (5)
- Mirip Puisi (45)
- Nyeni (8)
- pengalamankoe (5)
- Profil Seniman (2)
- Sejarah (1)
- unek2 (17)
- warning2 (1)
Pages
Popular Posts
-
Janda di dada aing! Oleh : Tino Achmad Saptono* Aku pria 22 tahun yang baru saja lulus kuliah tahun lalu, namun sekarang sudah b...
-
MONOLOG : R E P U B L I K T I K U S Oleh : Achmad Saptono [1] PROLOG : Selamat datang di REPUBLIK TIKUS untuk seluruh warga dari...
-
“Monolog : Homo Homini Lupus” Karya : Achmad Saptono Manusia yang satu adalah serigala bagi manusia lainya. Manusia tidak bertindak sebaga...
-
Anton Pavlovich Chekov lahir di kota pelabuhan kecil Taganrog, Rusia Selatan 29 Januari 1860. Terlahir dari keluarga kelas menengah, beli...
-
Untuk Kawanku, itu Kawanmu Tak perlu kita menjauh Tak semestinya kita acuh Kita manusia punya cinta Punya rasa, tuk peduli sesama Perempuan...
-
Penyakit tak Disadari? Indonesia tanah airku, tanah beli, air juga beli… (Harry Roesli) Barangkali salah satu ciri dari Negara y...
-
Ini Tentang TIKUS Oleh : Achmad Saptono Dunia sedang kacau. Jambret masuk desa, rampok masuk ruang guru, maling masuk tempat-t...
-
“Mensana in Corporesano” Oleh : Achmad Saptono Pemain : Aleksander (Pria Dewasa 40 Tahun) Junos (Supir Truk Sampah 45 Tahun) Pierce (Pemul...
-
Warnetku warnet kita berdua Oleh : Achmad Saptono (Panggil; Tino) "Dunia serasa milik kita berdua, kata-kata indah ini mungkin yang a...
-
Menulis Hasrat atau Berhasrat Menulis! [1] Oleh : Achmad Saptono [2] “Harus ada keresahan dul...
0 comments:
Posting Komentar