"Sekedar umpatan dan teriakkanku yang semuanya tersimpan dalam barisan kata"

Jumat, 20 November 2009

Gender & Media


Citra Perempuan Dalam Media
Oleh : Achmad Saptono (Panggil ; Tino)

Ayahku selalu, berkata padaku, jadi laki-laki ga boleh nangis,
harus slalu kuat...(The Lucky Laki - Bukan Superman )




Pagi hari setelah mencari kopi hangat dan sarapan, di jalan aku mendapati papan-pan iklan yang menempel di pohon dan tembok di pinggiran jalan. Sesampainya di kontrakan, di kamar aku terus berfikir "apakah ukuran cantik, ideal atau sempurnanya perempuan itu cuma ada pada bentuk/ukuran tubuhnya saja?". Pertanyaan-pertanyaan itu terus bermunculan dalam kepalaku, namun di sisi lain dalam hati aku bertanya "Tapi bukankah ketika gender terus diperjuangkan maka secara tidak langsung akan mengeksploitasi masing-masing pihak baik itu pihak laki-laki maupun perempuan?".
Lalu yang menarik lagi bagiku adalah kenapa para aktivis gender, sampai hari ini tetap konsisten memperjuangkan isu gender? Misal : Ada papan iklan di pinggir jalan yang bertuliskan "BUTUH ALAT UNTUK MEMPERBESAR PAYU DARA/ALAT KELAMIN? HUBUNGI 08xxxxxxxxxx", atau iklan-iklan yang ada di televisi "INGIN KULIT PUTIH DAN TETAP CANTIK?" Nah, bagiku teks dalam iklan-iklan itu secara ga langsung mendeskripsikan bahwa parameter ideal perempuan adalah tergantung pada beberapa organ tubuh saja. Sama saja perempuan itu sedang di eksploitasi kan?
Akhirnya aku ingat apa yang di ungkapkan oleh TAMRIN TAMAGOLA, bahwa menurutnya terdapat 5 (lima) citra perempuan dalam iklan media massa, antara lain :
  1. CITRA PIGURA: perempuan sebagai sosok yang sempurna dengan bentuk tubuh ideal. 
  2. CITRA PILAR: perempuan sebagai penyangga keutuhan dan penata rumah tangga.
  3.  CITRA PERADUAN: perempuan sebagai objek seksual. 
  4.  CITRA PINGGAN: perempuan sebagai sosok yang identik dengan dunia dapur. 
  5.  CITRA PERGAULAN: perempuan sebagai sosok yang kurang pede dalam bergaul.
Media massa di Indonesia tampaknya masih merupakan kekuatan konservatif, bukan progresif, bukan sebagai pendobrak nilai tapi sebagai penjaga status quo. Media masih mendiskriminasikan perempuan. Maaf, silahkan perhatikan iklan-iklan yang lainnya di media saat ini?



Share:

2 komentar:

  1. komennya cm satu, kalo media2 tv/majalah gak ada iklannya mrk gak bakal bisa hidup tin,hehehe..... masalahnya bukan pada media yang terlalu seronok untuk mempropagandakan perempuan dari sisi seksualitas masalahnya terletak pada permintaan pasar dan rating penjualan barang, kalo skrg banyak iklan2 yang mengeksploitasi perempuan scr seksual itu krn produk2 yg dijual dgn cara mengeksploitasi perempuan laris di pasaran.. sorry to say tp gw gak menyalahkan media, krn mrk cm wadah, lagipula memang dari dulu sdh ada perempuan2 'freak' yg gila cantik kan nah produk2 itu ditujukan khusus untuk mereka lagipula yang diperjuangkan aktivis gender bukan soal parameter kecantikan perempuan kan dan disadari atau tidak yg melabeli parameter perempuan cantik dan laki2 tampan ya tak lain perempuan dan laki2 itu sendiri...

    BalasHapus
  2. tengkyuuu diaaan....

    tapi kan gimanapun juga yg namanya media saat ini sudah terlalu melampaui kenyataan, bener ap yg dibilang om jean baudrilard.. media sudah bener2 jadi Hiperialita yg mengkonstruksi masyarakat. akhirnya yang ada individu atau masyarakat bahkan lingkup kecilnya lagi perempuan yg jadi korban Hiperialita itu, makanya tak heran kalo bnyk perempuan yg sok cantik dan lain sebagainya. karena mau ga mau posisi individu/masyarakat tlah dihadapkan pd posisi yg bener2 sulit serta secara ga langsung dipaksa utk mengikuti semua hal yg ditawarkan oleh media.

    BalasHapus

Counter Powered by  RedCounter

Pages

Popular Posts

About Me

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Seorang Presiden di negara Republik Tinosia

Followers