"Sekedar umpatan dan teriakkanku yang semuanya tersimpan dalam barisan kata"

Sabtu, 18 Oktober 2008

Kekecewaan ku terhadap aparat (polisi)

Cirebon, Siang hari di minggu-mingu pertama bulan puasa, saat itu matahari sedang berada tepat diatas ubun-ubun kepala, ketika warga masyarakat masing-masing sedang beristirahat mencari tempat yang teduh satu sama lainnya. Tiba-tiba di Desa Jemaras, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon terdengar suara yang menggelegar duaaarrrrrrrrr…..duaaarrrrrrrrr…..duaaarrrrrrrr…. Beberapa kali terdengar suara ledakan bom rakitan yang sengaja dipasang di lahan sawah (pertanian) milik warga oleh para pekerja pertamina yang entah berasal dari perusahaan daerah mana!!! Rumah warga seketika terasa bergetar seolah sebentar lagi rumah dari warga sekitar akan runtuh seperti terkena gemapa.

Ledakan seperti ini bukanlah hal yang pertama kali terjadi di daerah tersebut, karena beberapa bulan sebelumnya pun sempat terjadi ledakan yang sama pada tempat yang berbeda namun hanya beberapa meter saja dari tempat itu.

Kemudian, 2 (dua) tahun yang lalu tepatnya di pertengahan tahun 2006 pun hal serupa sudah pernah terjadi, yakni tepatnya di desa porong-sidoarjo yang akhirnya sampai saat ini terkenal dengan peristiwa “Lumpur lapindo”. Ledakan akibat dalam rangka pengeboran minyak tersebut membuat ratusan rumah warga porong terendam Lumpur, bahkan sampai saat ini pun belum jelas nasib para korban dari warga porong-sidoarjo dan sekitarnya. Sampai-sampai pada tahun 2007 lalu daerah genangan Lumpur tersebut sempat menjadi tempat wisata (kunjungan) bagi warga dari luar kota guna melihat lautan Lumpur tersebut.

Nah, kalau saja para aparat yang ada pada peristiwa percobaan pengeboran minyak di desa Jemaras, kecamatan Klangenan, kabupaten Cirebon tersebut sedikit saja mengingat peristiwa Lumpur lapindo tersebut... karena pada saat itu ketika warga masyarakat menanyakan pertanggungjawaban pada aparat beserta petugas pengeboran minyak, yang ada malah para petugas pengeboran minyak tersebut kabur dengan menggunakan mobil gerobak (truk) kemudian para aparat seolah sengaja melindungi para pelaku percobaan pengeboran minyak tersebut. Padahal jelas-jelas pada saat itu, baik dari pihak aparat maupun para pelaku percobaan pengeboran minyak sama sekali belum pernah meminta persetujuan (izin) warga bahwa akan diadakan proses pengeboran minyak di lahan pertanian milik warga Jemaras dan sekitarnya itu.(Noy)
Share:

(Semoga ini dapat mengurangi resahku)

Selasa, 01april2008. 22.21wib

Aku merasakan hal yang slalu sama
Satu rasa yang pernah aku alami dahulu
Terlahir kembali semua yang tlah kulewati
Terlintas kembali semua yang tlah kulalui
Terkadang aku merasa enggan untuk mengenang
Dan kadang ingin sekali rasanya aku mengingat
Semua yang terlintas dalam benak dan dalam memori ini
Bingung, dilematis, dua sisi yang begitu rumit
Untuk aku dapat memilih
Dua sudut yang membuat hati ini lentur
Melekuk kekanan dan kekiri
Mencari sebuah titik yang paling aku anggap
Mampu untuk menjadi tempat hati ini terhibur
Mampu membuat keraguan ini hancur
Dan tetap dalam satu arah yang penuh keyakinan
Yang slama ini tlah kuharapkan…dan,
Yang sampai saat ini aku dambakan…
Share:

Jumat, 17 Oktober 2008

Banyak tugas, bagus ga yah…

Sedikit refleksi, dulu waktu kita masih duduk di bangku-bangku sekolah dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama bahkan sampai sekolah menengah atas sering kali kita mendapat tugas atau pekerjaan rumah dari guru kita. Yang menjadi pertanyaan, pernahkah kita berfikir sebenarnya apa motivasi dari guru itu memberikan tugas-tugas tersebut, agar muridnya tidak banyak main? agar sering menulis dan membaca? Nah…Permasalahannya sekarang, ketika konteksnya sudah menjadi mahasiswa, apakah motivasi dari mereka (dosen2) itu sama seperti guru2 dulu sebelum kita menjadi mahasiswa?
Makalah, paper, essay,resume, proposal, memang bagus ketika tugas2 itu tidak berlebihan jumlahnya, tetapi ketika tugas2 itu menumpuk maka akan percuma. Karena bukan lagi mencerdaskan mahasiswa akan tetapi lebih tepatnya membebankan mahasiswa. Ok lah…bagi mahasiswa yang kesibukannya hanya kuliah, mungkin itu sudah menjadi hal yang wajar, tapi bagi mahasiswa yang mempunyai kesibukan lain diluar kuliah missal: kerja (ngo’de), belajar berorganisasi dan lain sebagainya, pasti tugas2 itu akan terasa membebani.
Apalagi bagi mahasiswa yang kerja agar bisa membayar biaya kuliah…
Maaf…ini bukan…..
Share:

Lokal dan interlokal

Bukan tarif telepon yang dimaksud, tetapi kualitas antara mahasiswa yang masuk kuliah lewat jalur SPMB lokal dan SPMB interlokal (negeri) di Universitas Negeri Jenderal Soedirman-Purwokerto. Kenapa ada paradigma bahwa mahasiswa yang masuk kuliah lewat jalur SPMB interlokal (negeri) jauh lebih berkualitas daripada mahasiswa yang masuk kuliah lewat jalur SPMB lokal? Maaf ini bukan alibi atau pembelaan atau mungkin menyangkal, tapi ini adalah sebuah pernyataan yang memang pada dasarnya terbukti kebenarannya. Kesimpulannya adalah “tidak semuanya mahasiswa yang masuk kuliah lewat jalur SPMB lokal mempunyai kualitas pendidikan rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang masuk kuliah lewat jalur SPMB interlokal (Negeri)”.
Kita ingat terdapat beberapa macam karakter mahasiswa antara lain apatheis, pragmatis, hedonis, dan IP minded. Kaya tetapi kurang pandai, ada lagi kaya dan juga pandai. Seorang mahasiswa yang berasal dari keturunan orang kaya, karena fasilitas untuk belajar mendukung dan akhirnya menjadi semangat untuk belajar, sedangkan mahasiswa dari keturunan orang yang tidak mampu, karena fasilitas untuk belajar kurang mendukung sehingga akhirnya menjadi malas dan susah untuk belajar. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa ada juga mahasiswa yang tidak mampu (miskin) tetapi kurang pandai namun ada juga mahasiswa yang tidak mampu (miskin) tetapi pandai.
Share:

Mumpung, kapan lagi…

Tar malem kita nongkrong dimana niyh?, abis ujian Mid-Semester kan libur, touring yuuk…, eh…minggu depan kan hari Ultah’mu makan-makannya jangan lupa yaah…. Ini adalah sebagian contoh kecil dari ucapan-ucapan mahasiswa dan mahasiswi pada jaman sekarang ketika berkumpul dengan teman-temannya. Mereka memang bisa dibilang seolah tak menghiraukan saudara, kerabat mereka yang kurang beruntung karena ingin mengenyah bangku pendidikan namun tidak adanya biaya. Ego serta kepuasan merekalah yang lebih diutamakan, ironis memang. Disisi lain orang tua mereka percaya bahwa anaknya selama ini sedang melanjutkan studi (kuliah), via sms orang tua-pun dibohongi “mah…duit bln ini dah abiz bwt bl bku, aq mnta dikrmin duit lg dong mah. Cpt, jgn klamaan ya mah…”. Dan orang tua-pun dengan keadaan panik bergegas mencarikan uang untuk segera dikirimkan buat anaknya, memakai uang belanja, uang berobat, biaya keperluan keluarga dan lain sebagainya orang tua tidak peduli karena yang penting saat itu kebutuhan anaknya yang melanjutkan studi (kuliah) terpenuhi dahulu.

Akan tetapi apa yang dilakukan mahasiswa ditempat kuliah? Yang baca pasti lebih tahu apa yang dilakukan oleh mahasiswa jaman sekarang.


Share:
Counter Powered by  RedCounter

Pages

Popular Posts

About Me

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Seorang Presiden di negara Republik Tinosia

Followers