Ini
Tentang TIKUS
Oleh
: Achmad Saptono
Dunia sedang kacau. Jambret masuk desa, rampok masuk
ruang guru, maling masuk tempat-tempat ibadah. Parahnya lagi, ada pencuri yang
setiap waktu sering mencuri namun tetap dibiarkan begitu saja. Mereka, Pencuri kebudayaan.
Pencuri kedaulatan, pencuri persatuan. Pencuri kesetiaan, pencuri kasih sayang.
Dan, adalah saya pencuri hati wanita.
Coba lihatlah lebih dekat di sekitar anda, di
sekitar kita. Orang-orang itu, yang tersenyum simpul, tersenyum kecut bahkan
ada yang getir, mereka itu pencuri. Tapi jangan kalian tanyakan langsung ke
mereka, apakah mereka klan pencuri atau bukan. Karna saking banyaknya klan
pencuri, sampai-sampai mereka tidak ingat dirinya itu termasuk dalam klan
pencuri yang mana. Barangkali karna keseringan mereka beroperasi, hingga mereka
pun lupa bahwa saat ini pun sebenarnya ia sedang melancarkan modus pencurian.
Hanya ada sedikit perbedaan antara tikus got, dengan
tikus parlemen atau tikus di sekitar anda. Tikus got ilmunya masih cetek, karna
saking sibuknya ia mencari tempat tinggal, sampai-sampai ia tidak sempat
melanjutkan pendidikan ke sekolah lebih tinggi. Tikus got bisa dikategorikan
tikus yang tidak begitu berbahaya. Justru yang teramat berbahaya adalah tikus
yang ada di sekitar kehidupan anda, tikus yang ada di parlemen, tikus yang ada
di media, di sekolah, di universitas dan sebagainya. Coba perhatikan lebih
intensif gerak-gerik tikus berpendidikan itu.
Tikus yang tidak berpendidikan biasanya lebih paham
norma sosial, maka ia tidak mencuri di rumahnya sendiri. Ia tidak akan sengaja
menginjak atau menunggangi anggota keluarganya. Sedangkan tikus yang
berpendidikan, karna saking pintarnya ia, sehingga ia punya segudang cara untuk
melakukan hal-hal yang tidak tikusiawi tanpa sepengetahuan tikus-tikus yang
lainnya.
Ini
tentang tikus. Selanjutnya tikus pasar yang menarik untuk kita amati. Tikus
pasar dari segi fisik tampak seram. Berbadan gempal, kulitnya terdapat beraneka
macam bekas luka, dan berkepala botak. Tikus ini lebih berani sradak-sruduk,
meski di tempat ramai sekalipun. Berbicara tikus, jangan coba sekali-kali
dibandingkan dengan tikus Amerika. Karna dilihat dari sudut pandang tikus jenis
apapun, tikus Amerika tetap tikus yang paling berbahaya sradak-sruduknya.
Ada
juga tikus yang saat ini banyak digandrungi oleh tikus di seluruh penjuru
dunia. Selain suara desahannya yang menggoda, warna kulit serta bentuk matanya
yang irit, tikus ini juga digandrungi karna goyangan GangNam Style’nya. Bahkan
sampai-sampai tikus berseragam hijau toska yang habitatnya di Indonesia-pun,
ikut menirukan goyangan dari tikus jenis ini.
Sebentar…
Sebelum saya lanjutkan cerita ini, saya tarik nafas dulu! Hhmmff…
Semoga
bukan hanya tikus yang menyimak cerita tentang tikus ini, tapi kutu yang ada di
celah bulu-bulu tikus-pun ikut menyimak. Sebenarnya saya juga sama seperti
anda, memelihara tikus juga. Tikus saya sengaja dipelihara di apartemen mewah.
Dahulu sewaktu saya membangun apartemen itu sampai menghabiskan uang triliunan
rupiah. Perlu anda ketahui juga, untuk membeli pengharum ruangan, serta
kalender yang saya pasang di tembok apartemen itu saja waktu itu saya sampai
menghabiskan uang milyaran rupiah. Belum lagi saat merenovasi toilet tikus
saya, terus beli kursi baru juga. Sudahlah! Karena memang saya seringkali tidak
perhitungan, apalagi itu untuk keperluan tikus saya.
Maklum,
tikus saya ini semacam tikus priyayi. Jadi harus saya turuti segala keinginannya.
Agar tikus peliharaan saya tidak stress, biasanya saya mengajaknya liburan ke
beberapa pulau, kadang-kadang juga saya ajak liburan ke Negara tetangga. Nah,
salah satu kecerdasan dari tikus saya ya tentang cara agar bisa liburan tadi.
Kalau tikus kepengin liburan ke pulau, biasanya dia beralasan ada meeting, ada
kunjungan kerja dan seterusnya. Cerdas kan???
Singkat
kata, tikus peliharaan saya ini terbilang tikus beruntung karena punya majikan
- baik hati, tidak sombong dan rajin menabung - seperti saya.
Bagaimana
tidak, lihat saja tikus kepunyaan teman saya yang orang Garut itu. Gara-gara
tikusnya doyan kawin akhirnya pemilik tikus geram, sampai-sampai empunya tikus
tidak mau merawat tikusnya lagi kan? Kasihan tikus itu. Sudah berumur tapi
hobinya kawin, mana kawinnya milih-milih sama tikus muda pula. Baiknya mari
sama-sama kita do’akan, semoga tikus itu punya hobi baru lagi, tentunya selain
hobi kawin atau hobi korupsi - seperti tikus yang doyan tidur di kota Jakarta
sana.
Hanya
ada satu nilai positif dari tikus-tikus kota Jakarta, yakni konsistensinya.
Mereka selalu konsisten dengan ketidakkonsistenannya. Hari ini korupsi,
besok-pun masih tetap korupsi. Betapa konsistennya mereka. Nah, untuk tikus
jenis ini, saya biasa menyebutnya dengan nama Rati. Karena mereka punya
kebiasaan RAPAT sambil TIDUR. Tikus Jakarta memang istimewa. Mereka doyan
menggigit bangunan gedung wisma atlit, menggigit kursi-kursi sekolahan, bahkan
lembar halaman kitab suci-pun mereka gigit, mereka gerogoti, kemudian
melahapnya dengan cara sembunyi-sembunyi.
Ngomong-ngomong
soal tikus, tikus saya yang di rumah juga unik lhoh bentuknya. Badannya tidak
kurus, tidak gendut dan juga tidak gempal, namun kumisnya tebal. Karena jenis
kelaminnya laki-laki, saya pikir nama yang cocok untuknya adalah Deni. Beberapa
waktu yang lalu saat Deni sakit, saya sempat kelimpungan harus membawanya
berobat ke Negara-negara tetangga seperti china, jepang, singapura dan
sebagainya. Terlebih lagi saat Deni tertarik dengan tikus perempuan milik
tetangga sebelah. Tikus perempuan itu namanya Meli. Si Meli selain badannya
seksi, dia juga pandai bernyanyi. Lagu kesukaan Meli saat itu judulnya agak
jorok menurut saya, “tinja satu malam”.
Aduh,
saya baru ingat beberapa hari ini saya belum sempat menengok kondisi kesehatan
Deni di kandangnya. Saya harus segera menengoknya sekarang juga, sebelum
hal-hal yang tidak diinginkan terjadi!
(Akhirnya,
pagi hari jam 09-an saya langsung bergegas ke luar rumah untuk membeli surat
kabar guna mencari berita tentang Deni dan tikus-tikus yang lainnya). (--__--)
0 comments:
Posting Komentar