Dalam kehidupan sehari – hari kapan pun dan dimana pun kita sebagai mahluk Tuhan (manusia) pasti tidak akan terlepas dari apa yang dinamakan ujian. Seperti yang telah kita ketahui bahwa ujian itu ada yang berat dan ada yang ringan, tergantung dari bagaimana ketika kita menghadapi ujian tersebut.
Terdapat 3 (tiga) karakter atau ciri – ciri ujian yang datang dari Allah antara lain :
1.Ujian harus sulit.
Karena ketika ujian itu tidak sulit, maka semua manusia yang menjalani ujian tersebut akan lulus, baik mu’min atau pun munafik. Dan satu hal yang harus kita ingat bahwa ujian itu tidak akan membedakan antara mu’min dengan mu’mat.
2.Ujian itu bukan sesuatu yang mustahil
ketika ujian itu mustahil, maka kedua – duanya akan gagal dilakukan, baik itu dilakukan oleh mu’min atau pun munafik.
3.Ujian harus seimbang
akan terasa sulit bagi munafik untuk lulus dalam ujian tersebut, namun bukan berarti bahwa itu mustahil untuk dilakukan. Dalam arti lain terbuka kesempatan bagi mu’min untuk lulus dalam ujian tersebut.
Ketiga karakter diatas merupakan bukti yang menjelaskan bahwa Allah SWT selalu bersifat adil ketika memberikan ujian kepada seluruh umatnya.
Allah swt berfirman :
“Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Qur'an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka (Q.S. Al-Isra : 60)”.
Ujian dari Allah SWT Itu tidak sedikit jumlahnya, dan ujian tersebut akan berlangsung terus – menerus sampai ketika nanti datang kematian. Contoh ujian yang ada dan sering kita temui dalam kehidupan sehari – hari antara lain :
Jihad, merupakan salah satu ujian yang sangat berat.
Beramal, sodaqoh/infak. Ujian ini memang terlihat ringan bahkan ada yang menganggapnya sepeleh namun dalam kenyataannya jarang ada yang menjalankannya atau jaeang ada yang lulus dalam ujian ini.
Berbuat baik terhadap sesama, sama halnya dengan beramal, sodaqoh/infak.
Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui. (Az-Zumar : 49)
Kamis, 04 Desember 2008
Tags
- all about my mind (43)
- Berbagi (5)
- Mari Merenung (5)
- Mirip Puisi (44)
- Nyeni (8)
- pengalamankoe (5)
- Profil Seniman (2)
- Sejarah (1)
- unek2 (17)
- warning2 (1)
Pages
Popular Posts
-
"STOP" Karya Putu Wijaya * Oleh : Achmad Saptono (Panggil ; Tino)** STOP merupakan sebuah naskah monolog karya dari seorang sastra...
-
MONOLOG : R E P U B L I K T I K U S Oleh : Achmad Saptono [1] PROLOG : Selamat datang di REPUBLIK TIKUS untuk seluruh warga dari...
-
“Monolog : Homo Homini Lupus” Karya : Achmad Saptono Manusia yang satu adalah serigala bagi manusia lainya. Manusia tidak bertindak sebaga...
-
Janda di dada aing! Oleh : Achmad Saptono* Aku pria 22 tahun yang baru saja lulus kuliah tahun lalu, namun sekarang sudah berist...
-
Children of Heaven ; Kisah Si Miskin-Pintar “Ali Mandegar” Memanjat “Menara Gading” [1] Oleh : Achmad Saptono [2] “Matahari terbit | fajar...
-
#Opohdernitas Dunia semakin tidak seimbang, semakin semrawut, semakin tidak masuk akal, kacau balau, dunia ini semacam sedang tr...
-
Seputar Kemiskinan, teknologi Informasi, pendidikan, dan tentunya tentang Indonesia (Rokoknya rokok.... Aqua...Aqua...myzone’nya myzone......
-
Pemilihan Dukun Sakti Oleh : Tino Achmad Saptono [1] Demokrasi iku bebas Acara pemilihan ning ndi-ndi pasti sing diutamanange y...
-
Penyakit tak Disadari? Indonesia tanah airku, tanah beli, air juga beli… (Harry Roesli) Barangkali salah satu ciri dari Negara y...
-
Teater, Terasing hingga Kering Oleh : Tino Achmad Saptono [1] Seni Teater di Cirebon dalam perkembangannya dikatakan jalan di tem...
0 comments:
Posting Komentar