"Sekedar umpatan dan teriakkanku yang semuanya tersimpan dalam barisan kata"

Kamis, 16 April 2009

Korban Pemilu


Oleh : Achmad Saptono (panggil; Tino)

Pemilu Legislatif 09 APril 2009. Sebuah momentum pesta demokrasi yang besar-besaran.Hanya dengan sedikit goresan bolpoin memang, atau yang biasa disebut dengan sistem contreng. Akan tetapi dampak dari moment tersebut ternyata luar biasa, tak sedikit korban hampir di tiap-tiap kabupaten yang megalami gangguan jiwa, stres dan lain sebagainya. Beberapa diantaranya antara lain :

Sri Hayati, calon legislator untuk DPRD Kota Banjar ditemukan tewas gantung diri di gubuk di Desa Bojongkondang, Ciamis, Jawa Barat, Selasa (14/4) pagi. Untuk memastikan penyebab kematianmnya, mayat korban dibawa ke Rumah Sakit Banjar guna diotopsi.
Sri Hayati adalah caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa. Penghitungan sementara menunjukkan perolehan suaranya dalam pemilihan umum legislatif lalu gagal menjadikannya anggota DPRD. Menurut suaminya, seusai pemilu Sri yang sedang hamil empat bulan itu jadi pendiam dan sering minta maaf meski tak ada persoalan di antara mereka.
Sementara itu, Lazuardi, seorang caleg DPRD Kota Pontianak, Kalimantan Barat, meninggal Senin malam lalu. Ia meninggal beberapa jam setelah mengikuti penghitungan suara pemilu. Diduga caleg dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ini meninggal karena terlalu lelah dan stres mengikuti rangkaian proses pemilu. Ditambah perolehan suara tak cukup untuk menjadikannya legislator.
Sehari sebelumnya, Sri Sumini, caleg dari Partai Demokrat di Solo, Jawa Tengah, meninggal akibat serangan jantung dan lever. Menurut keluarga, sejak masa kampanye hingga usai pencontrengan sang caleg lebih pendiam dan terkesan menyimpan beban pikiran. Belum jelas apakah kematian Sri Sumini terkait perolehan suaranya dalam pemilu lalu.
Di Bali, seorang caleg meninggal mendadak setelah mengetahui hasil penghitungan suara. Dia bernama Putu Lilik Heliawati (42), caleg Partai Hanura untuk DPRD Buleleng. Lilik meninggal Kamis 9 April, pukul 23.00 Wita. “Dia lemas setelah mendapat laporan hasil penghitungan suara,” kata Ketua Partai Hanura DPD Bali Gede Ngurah Wididana, Jumat (10/4/2009). (okezone.com, 10 April 2009)
Tak hanya caleg yang meninggal karena terguncang jiwanya mendapati hasil perolehan suaranya tidak sesuai harapan. Muhammad Iqbal (28), Tim Sukses seorang Caleg yang kalah yang menetap di Jalan Eka Surya, Gang Pribadi, Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor ini nekat gantung diri di kediamannya, kemarin (10/4). (posmetro-medan.com, 11 April 2009)
Kejadian ironis ini masih belum termasuk para caleg yang mengalami gangguan jiwa dan bertingkah aneh pasca pencontrengan 9 April lalu. Situs www.berita8.com, 11 April 2009 melaporkan seorang caleg dari satu parpol di Tangerang, langsung stres, setelah ambisi menjadi wakil rakyat tak tercapai. Pria berusia sekitar 40 tahun itu, tiba-tiba mengamuk setelah dalam penghitungan di beberapa TPS di sekitar lingkungannya, hasil suara dia sangat minim. Dia mengamuk dan merangkak di pinggir jalan sambil membawa wadah, meminta uang kepada setiap orang yang lewat. “Kembalikan uang saya,” katanya.
Sementara kompas.com, 13 April 2009, melaporkan seorang calon legislatif (caleg) dari Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) Andi Langade Karaeng Mappangille bersama timnya nekat melakukan penutupan jalan sepanjang tiga kilometer karena diduga perolehan suaranya tidak mencukupi di Dusun Biloro, Kelurahan Tanet, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Okezone.com, 13 April 2009 menurukan laporan bahwa di Kabupeten Siak, Riau, gara-gara suaranya tidak sesuai harapan, seorang caleg berinisial TMS menjarah lagi bantuan yang telah di berikan kepada masyarakat. Bantuan itu berupa 15 kursi dan material bangunan untuk pembangunan sebuah poskamling. Kejadian itu terjadi di Desa Sungai Tengah, Kecamatan Sabak Auh, Riau. S
Sedang di Cirebon sedikitnya 15 caleg asal Cirebon mengalami depresi dan memilih melakukan pengobatan spiritual untuk menyembuhkan depresi kepada Ustaz Ujang Bustomi di Desa Sinarancang, Mundu, Cirebon.
Begitu juga di RSJ Solo, sedikitnya 200 caleg dirawat, entah itu rawat inap ataupun rawat jalan.

Entah masih ada berapa korban lagi yang saat ini mungkin belum bisa kita ketahui.
yang jelas, logikanya ketika mereka para caleg sudah bersedia menyalonkan diri sebagai caleg, seharusnya mereka sudah mempersiapkan diri serta faham betul akan resiko-resiko yang diambil ketika mereka menggunakan dana pinjaman untuk keperluan kampanye.
Share:
Counter Powered by  RedCounter

Pages

Popular Posts

About Me

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Seorang Presiden di negara Republik Tinosia

Followers